Thursday, June 10, 2010

Tante genit(part 3)

indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. � Sekarang isap tetekku, teruskan�terus�..Oh�.Ohhhh�..M an�Leman�Ohhh�aku keluar Man�.aku kalah� Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit. � kamu curang�.aku kalah� ujarnya. � Sekarang gilirang kamu Man�.keluarkan sebanyak mungkin ya? � pintanya. � Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti � Jawabku. � Oh Ya?�gila..kuat amat kamu ?!� balas Bu Maya sambul mencubit pipiku.

� Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?� � Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah� terserah kemana kamu mau ya Man ?�

Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyang seperti gerakan mengocok. � Giaman Man ? enah anggak ? � � Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu� jawabku.. � Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!� . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus�hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :� Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan � Aku membisu saja. dan ternya Ohh�.memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh�.nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. � Enak syang ?� tanyanya. Belum sempat aku menjawab, yah�.aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya.

� Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini � Katanya bangga. � Sekarang kamu puasin aku ya ? � Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. � Yang dalam man�yang dalam ya..teruskan sayang�? oh�.enak sekali penismu�..oh�.terus sayang ?!� Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. � kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? � � Tidak bu, refleks saja� Jawabku.

Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.

Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu.

Demikian pengalaman seks pemuda desa yang ingin mengadu nasib di kota, tapi sayang harus terjerembab kedalam lembah perlendiran tante-tante Haus Seks

0 komentar:

Post a Comment